Kembara Sufi

"pengemis CINTA ILLAHI, perindu SYAHID ABADI"

Pages

Saturday 4 February 2012

Bicara CINTA dalam AL-QURAN

Puisi yang saya sampaikan seperti di atas biasa kita dengar. mana tidaknya, bagi peminat-peminat karya Habiburrahman El-Shirazy ianya bagaikan kata-kata yang menggambarkan betapa besar serta berbunganya hati sang pencinta. sudah tentu bagi umat ISLAM kita diwajibkan untuk mencintai ALLAH dan Rasul melebihi segalanya. tetapi itu tidak bermaknya cinta manusia kita ketepikan. dijelaskan sekali lagi, raih dahulu CINTA ALLAH dan Rasullullah sebelum kita mencapai cinta manusia. Disini saya menjelaskan beberapa potong ayat Al-Quran yang membicarakan tentang cinta.


Kata cinta dalam Al Qur’an disebut Hubb (mahabbah) dan Wudda (mawaddah), keduanya memiliki erti yang sama yaitu menyukai, senang, menyayangi. Rasulullah S.A.W bersabda, "tidak sempurna iman seseorang andai ia tidak mencintai saudara seislamnya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri"

Sebagaimana dalam QS Ali Imran : 14 “Dijadikan indah dalam pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi ALLAH lah tempat kembali yang baik (syurga).” Dalam ayat ini Hubb adalah suatu naluri yang dimiliki setiap manusia tanpa kecuali baik manusia beriman maupun manusia durjana.

Adapun Wudda dalam QS Maryam : 96 “ Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal sholeh, kelak ALLAH yang maha pemurah akan menanamkan dalam hati mereka kasih sayang ” jadi Wudda (kasih sayang) diberikan ALLAH sebagai hadiah atas keimanan, amal sholeh manusia. Dipertegas lagi dalam QS Ar Rum : 21 “ Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah ia menciptakan untukmu dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung merasa tentram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” Dalam ayat inipun ALLAH menggambarkan ‘cenderung dan tentram’ yang dapat diraih dengan pernikahan oleh masing-masing pasangan akan diberi hadiah (ja’ala) kasih sayang dan rahmat.

Dalam fil gharibil Qur’an dijelaskan bahwa hubb sebuah cinta yang meluap-luap, bergejolak. Sedangkan Wudda adalah cinta yang berupa angan-angan dan tidak akan terraih oleh manusia kecuali ALLAH menghendakinya, hanya ALLAH yang akan memberi cinta Nya kepada hamba yang dkehendakiNya. ALLAH yang akan mempersatukan hati mereka. Walaupun kita belanjakan seluruh kekayaan yang ada di bumi, nescaya kita tidak akan mendapatkan kebahagiaan cinta jika ALLAH tidak menghendakiNya. Oleh karena itu terraihnya cinta—wudda pada satu pasangan itu karana kuality keimanan rohani pasangan tersebut. Semakin ia mendekatkan diri kepada Sang Maha Pemilik Cinta maka akan semakin besarlah wudda yang Allah berikan pada pasangan tersebut.

Cinta inilah yang tidak akan luntur sampai di hari akhir nanti sekalipun maut memisahkannya, cinta yang atas nama ALLAH, mencintai sesuatu atau seseorang demi dan untuk ALLAH. Insya'ALLAH...

No comments:

Post a Comment